Kehidupan modern tak luput dari sisi gelapnya, yakni fenomena “Tua Sebelum Sejahtera” yang dialami para lansia. Di Indonesia, lebih dari 2,5 juta lansia masih hidup jauh dari kata layak. Di usia senjanya, mereka masih banting tulang demi mewujudkan kesejahteraan hidup yang suda diinginkan sejak lama. Maka, Bantu Teman Indonesia hadir dengan program yang difokuskan untuk mengatasi permasalahan ini. Terdapat berbagai program donasi untuk lansia yang tersedia. Tujuannya, gerakan tersebut dapat mengantarkan para lansia kepada titik sejahtera sebagai hadiah dari kerja keras yang sudah digeluti selama beberapa tahun lamanya.
Data Kemiskinan Lansia di Indonesia: Desak Gerakan Donasi untuk Lansia
Di balik bilik yang tampaknya bisa runtuh kapan saja, Terdapat para lansia dengan hidup yang berkawan dengan derita. Bilik-bilik ini dapat ditemui di balik sudut pemukiman kumuh, di bawah jembatan, hingga di daerah pinggiran yang rawan dengan pencemaran. Hanya dengan sekali pandang, bilik tersebut terlihat dapat runtuh kapan saja angin menerpa.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat lebih dari 2,5 juta lansia yang hidup di bawah garis kemiskinan. Artinya, sebagian besar dari mereka tak memiliki penghasilan bulanan tetap, baik itu karena kerja kerasnya atau karena pensiunan. Dari situ muncul dorongan kepada para lansia untuk terus bekerja meski dengan tubuh yang sudah renta.
Tanpa dukungan keluarga atau pihak-pihak yang bergerak di bidang sosial, para lansia pejuang nafkah ini bergelut dengan fisik yang kian melemah. Demi sesuap nasi, mereka mengusahakan apa yang sekiranya bisa membuahkan rupiah.
Mengapa Fenomena ini Banyak Ditemui?
Berdasarkan beberapa pendapat, fenomena ini tak hadir begitu saja. Sebelumnya, terdapat proses dan faktor pendukung yang menyebabkan fenomena ini ramah ditemui di masyarakat. Beberapa penyebab di antaranya:
- Lansia yang Jauh dari Jaminan Sosial
Tak banyak lansia yang bisa mengakses jaminan sosial. Akibatnya, lansia yang bekerja di sektor swasta harus terus mencari nafkah demi bisa menghidupi masa tuanya. - Kemiskinan Struktural
Tak mudah untuk bisa bebas dari keadaan ini. Sebab, kemiskinan struktural membuat seseorang kesulitan untuk menjangkau kesempatan untuk memberdayakan diri mereka. - Program Bantuan yang Belum Merata
Tak jarang program bantuan memerlukan tahapan atau syarat yang berkelit. Akhirnya, para lansia yang tak mampu memenuhi persyaratan terpaksa mengundurkan diri dari status calon penerima bantuan.
Kisah Inspiratif: Mereka yang Layak Menerima Donasi untuk Lansia
- Nek Misnah (70 Tahun)
Dengan belasan hingga puluhan kue basah di tangannya, Nek Misnah dengan fisik yang lemah berjalan puluhan kilometer untuk menjual dagangannya. Mirisnya, hasil berjualan kue basah masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Nek Misnah. Alhasil, Nenek memungut bunga kamboja dari pemakaman. Nantinya, bunga itu akan dijual kembali untuk tambahan upah hariannya. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan sesuap nasi dan bebas dari rasa lapar yang menyiksa. Di usia yang sudah senja, Nek Misnah mau tak mau memperjuangkan hidupnya sendiri. Jika bukan ia yang mengupayakan kesejahteraan untuk dirinya, siapa lagi? - Abah Dede (74 Tahun)
Kisah inspiratif lainnya datang dari Abah Dede, korban tabrak lari yang berjualan tisu selama 6 tahun lebih. Dengan keadaan kaki pincang dan menahan sakit setiap harinya, Abah Dede menawarkan tisu sambil melawan panas dan hujan setiap harinya. Ketika Abah melangkah, banyak yang kemudian merasa iba. Namun, Abah tak menjual iba, melainkan menjajakan dagangannya agar bisa mendatangkan penghasilan meski tak seberapa. Dengan upah minim itu, Abah mengumpulkan uang untuk biaya berobat dirinya dan istri yang sakit di rumah. Memang tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya, namun Abah berupaya untuk terus mencari nafkah sebisanya.
Kisah di atas hanya dua dari sekian banyak lansia yang masih berjuang mencari nafkah karena tuntutan keadaan. Tak mudah bagi mereka untuk menjalani hari, namun setidaknya mereka bertahan pada secercah harapan yang masih dipelihara, salah satunya kepada bantuan yang datang dari donasi untuk lansia.
Ayo, Wujudkan Masa Tua yang Layak dengan Donasi untuk Lansia
Fenomena “tua sebelum sejahtera” adalah cerminan banyaknya lansia yang belum terlindungi, baik secara sosial maupun ekonomi. Ketidakmampuan mereka untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok sudah seharusnya menjadi kekhawatiran masyarakat. Jika fenomena ini terus dibiarkan, akan semakin banyak lansia yang menderita di luar sana.
Bersama Bantu Teman Indonesia, mari berikan dukungan melalui program donasi untuk lansia. Dengan langkah perlahan namun pasti, mari sama-sama wujudkan kesejahteraan untuk para lansia yang hingga hari ini masih terus berjuang demi bisa bertahan hidup. Nantinya, dana yang terkumpul akan disalurkan melalui bentuk bantuan seperti kebutuhan harian, pengobatan, dan tempat tinggal para lansia.
Bantu para lansia berdaya melalui Bantu Teman Indonesia sebagai jembatan niat baikmu. Untuk melihat program donasi lansia yang masih berlangsung, klik tautan berikut.